Vaksinisasi Covid-19

Wabah Covid-19 memang masih menjadi topik utama selama beberapa waktu terakhir. Grafik yang terus naik sedari awal penyebarannya di Indonesia menimbulkan rasa kecemasan pada beberapa masyarakat. Meskipun sempat mengalami tanda-tanda penurunan setelah adanya pemberian vaksin, saat ini kasus covid-19 kembali mengalami lonjakan. Akibatnya, beberapa aktivitas belum dapat dilaksanakan secara normal.

Lalu, mengapa wabah ini dapat kembali melonjak padahal program pemberian vaksin sudah dicanangkan? Faktanya, ada beberapa elemen masyarakat yang mengalami ketakutan untuk melakukan vaksinisasi dikarenakan isu-isu yang berkembang. Misalnya, beredarnya kabar kasus kematian setelah pemberian vaksin. Masyarakat yang kurang mampu menggali lebih dalam mengenai permasalahan tersebut beranggapan bahwa vaksin berbahaya sehingga mengurungkan niat untuk menjalani vaksin. Akibatnya mereka lebih rentan terkena virus Covid-19. Padahal sebenarnya bukanlah vaksin yang menjadi penyebab kematian tersebut. Dilansir dari laman health.detik.com, terdapat kasus yang menyebutkan seorang dokter berusia 49 tahun meninggal dunia setelah melakukan vaksin. Setelah ditelusuri lebih lanjut, hasil forensik menunjukan bahwa dokter tersebut meninggal dikarenakan serangan jantung. Sebagai mahasiswa, yang notabene adalah bagian dari masyarakat akademis tentunya akan lebih mudah untuk memastikan kebenaran kabar tersebut. Akan tetapi, bagaimana dengan beberapa masyarakat yang masih kurang begitu melek akan teknologi? Tentunya tidak mudah untuk melakukan cross check. Disinilah kesempatan mahasiswa untuk mengambil posisi, potensi, dan peran yang dimiliki untuk masyarakat. Posisi kita sebagai mahasiswa dalam masyarakat adalah seseorang yang memiliki informasi akan kebenaran berita vaksin. Selanjutnya, kita memiliki potensi untuk menjadi pionir dalam memberikan pemahaman yang tepat mengenai vaksinisasi. Untuk mengambil perannya, mahasiswa dapat memberikan pemahaman langsung kepada masyarakat. Pemahaman yang diberikan tidaklah harus dilakukan secara formal dalam sebuah forum. Sekadar menyelipkan informasi tentang vaksin dalam acara rutin seperti PKK, Dhasa Wisma, dan acara sosial lainnya sudah dapat efektif apabila disampaikan dengan tepat. Dengan ini, diharapkan masyarakat bersedia untuk divaksin, dengan catatan telah memenuhi kondisi yang sesuai dengan syarat vaksinisasi.

            Namun, metode tersebut sebenarnya masih memiliki kekurangan karena mahasiswa cenderung terlihat menggurui. Untuk itu, ada baiknya sebelum melakukan eksekusi, mahasiswa berdiskusi dengan tokoh masyarakat terlebih dahulu sehingga tercipta kesetaraan serta ikatan antar keduanya. Dengan begitu, peran mahasiswa disini adalah sebagai pendorong dan tidak menggurui.


#PoPoPeMahasiswa

#KATITB2021


Aninda Octo Laila

16320249-FITB

Komentar

Postingan populer dari blog ini